Powered by Blogger.

Kelas Food Photography NCC

Baiklah, disini saya ingin berbagi pengalaman saya tentang kursus singkat food photography bersama NCC (Natural Cooking Club) yang saya ikuti pada tanggal 27 Desember 2011 di Jakarta.
Awalnya saya browsing untuk nyari kursus singkat serupa di Jakarta, tapi ternyata hanya ada 1 lembaga yang punya jadwal itu, ya NCC itu lah. Maka saya putuskan untuk bergabung mengikuti kursus itu.
Biaya kursus itu Rp.450.000 mulai jam 9 s/d selesai. (Begitu sih, yang tertera di jadwal) tapi pada kenyataannya, kelas dimulai agak terlambat, sekitar jam 9.30 – 14.00 WIB. Itu pun dipotong waktu istirahat. Jadi menurut saya biaya tertera itu termasuk mahal.
Okei, soal acara tertulis pada jadwal bahwa para murid akan diajari tentang basic penggunaan kamera, lighting, kemudian praktek. Nah, saya ikut kursus ini karena pengen belajar lighting, soalnya saya sama sekali tidak mahir dalam urusan lighting terutama strobbist.
Oh ya, sebelumnya saya minta maaf kalau ada pihak-pihak yang tersinggung, saya selalu berusaha objektif dalam menulis review apapun diblog ini, saya akan sampaikan kekurangan serta kelebihannya, jadi jangan menganggap tulisan ini berunsur subjektif yaah…  J
Saya mulai cerita dari sini. Saya agak heran ketika sampai pada tempat kursus NCC di daerah Matraman Dalam 3. saya diantar ayah saya dan kami berdua merasa ragu bahwa tempat yang kami datangi adalah tempat yang benar. Pasalnya, dengan biaya Rp.450.000 untuk sekian jam, jujur saja bayangan saya pasti tempatnya bagus dan profesional. Ternyata hanya rumah biasa. Okei, itu bukan masalah besar bagi saya, cuma agak heran aja.
Sebelum kelas dimulai, karena pengajar belum datang, peserta menunggu diruang tamu, saya taksir ukurannya 3x3, terus ada dining tabble gitu, tersedia kue untuk sarapan dan minuman khas sarapan yang bisa dinikmati peserta. Kue nya enak, ada saus kinca gitu. Terus minum the manis.
30 menit kemudian, pengajarnya datang, lalu kelas dimulai. Kesan pertama melihat Mbak Riana (salah satu penulis buku Food Photography Made Easy) ya dia ramah, baik, rame, begitulah. Ruangannya bagus, ber-AC, bersih, ada LCD yang besar dan bagus juga.
Materi pertama yang disampaikan adalah penggunaan kamera. Disini ada 4 peserta, 2 ibu-ibu, 1 anak SMA, dan saya. Yang ibu-ibu mungkin baru sekarang belajar tentang apa itu speed, apperture, dan ISO, jadi mereka terlihat agak antusias. Sedangkan kami yang masih muda, mungkin karena udah tau dasarnya, jadi ya biasa aja.


Materi dasar kamera ini cukup memakan waktu, sampe jam 11.30 kita materi. Dan sejujurnya saya bosan. Saya tidak bermaksud sombong dan sok bisa, tapi materi dasar kamera udah sering saya dapatkan di kampus, jd ngerasa rugi aja gitu. Ahaha…
Di materi ini juga diajarin lighting sebenernya, tapiiiiiiiii…kenapa cuma sedikit banget yang dibahas. Jadi kita Cuma diajarin cahaya matahari yang bagus itu dari samping ama belakang. Terus pengajar juga bilang kalo pake lampu belajar juga bisa. Udah gitu doank. OMG….gue butuh ilmu lighting dan ternyata disini gak dibahas secara detail. (T_T)


Terus pengajar juga ngasih tau tentang mode-mode automatis yang ada di kamera digital. Seperti mode firework, mode beach, mode macro, yang semuanya serba instan. Yaelaaaah… kalo begituan mah gak usah bayar 450rb gue juga bisa… saya maunya kita diajarin full mode manual, karena mode manual itulah yang melatih kita untuk terbiasa mengukur cahaya. Begitu maksudnya…
Setelah materi, kita langsung praktek. Disediakan lah beberapa maknan yang siap untuk difoto. Ada 2 spot, pertama di jendela dekat dapur, kedua jendela ruang tengah. Ini ada beberapa foto yang saya ambil dari kedua spot tersebut.


Selama praktek, kita cuma ngandalin cahaya matahari yang agak sedikit mendung. Agak… tapi gapapa, masih bisa diatasi. Yang saya suka dari jadwal ini adalah, team NCC menyediakan beragam makanan serta properties yang bisa dipakai peserta. Kami leluasa mau motret apa dan pake properti apa. Dalam part ini saya suka. Saya juga dapet ilmu bahwa shading bisa diatasi dengan menggunakan styrofoam atau papan alumunium. Nice !


Selesai motret, kita istirahat makan siang, terus lanjut evaluasi foto dari semua peserta. Saya suka part ini karena kita dikasih tau apa yang harus diperbaiki supaya kualitas foto semakin bagus. Murid dan pengajar berkomunikasi dengan baik, ramah, dan lebih mirip diskusi santai, jadi asyik sih..
Yaaa…segitu aja kesan saya terhadap kursus ini. Overall, saya cenderung kecewa sama ilmu yang saya terima. Kok kenapa materi basic nya lebih banyak dibahas? Padahal di internet banyak banget website gratis yang membahas itu. Gak perlu bayar 450rb. Saya gak bermaksud egois dan sok bisa, bukan begitu, saya hanya ingin mendapatkan semua ilmu yang saya belum tau dengan biaya yang sudah saya keluarkan. Jadi maaf kalo ada pihak yang tersinggung, semoga kedepannya bisa lebih baik lagi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Drink Review Peppermint Tea Quickly

Nah, untuk minumannya, saya iseng-iseng main ke food court dilantai paling atas. Saya membeli peppermint tea dari Quickly seharga Rp. 13.000. buat pecinta makanan dengan rasa mint, you gonna love this drink. Rasa mint nya me-nye-gar-kan sekaliiiiii… terus ada bubble juga. Tapi saya lebih suka menikmati liquid nya. Saya pecinta makanan mint benar-benar merekomendasikan minuman ini untuk yang suka mint. Seger banget!


Yang gue sayangin adalah karena Quickly ada di food court, jadi kita bayarnya juga harus ngikutin system food court gitu.
Pertama, beli voucher di kasih, boleh berapa aja, kalo bersisa nanti bisa kembalian. Kita bakal dikasih kartu, nah kartu itulah yang kita pake buat beli makanan di area ini, karena semua booth gak nerima uang cash, melainkan uang dalam bentuk voucher. Kalo pesenan udah kita dapatkan, baru deh tukar kembaliannya dikasir. Rada ribet emang, jadi bolak-balik gitu. Sama kaya di Eat and Eat lah sistemnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Food Review Potato corner Mega Fries

Masih kelanjutan dari perjalanan saya di Mall Kelapa Gading, sahabat saya membeli cemilan kentang goring ini. Harganya mahal banget menurut saya, Rp. 20.000, ukurannya juga sedeng, gak gede-gede amat.
Ada harga ada barang, itu yang pas buat menggambarkan cemilan ini. Emang mahal sih, tapi rasanya enak banget. Bumbunya gurih dan renyah kentang juga pas. Pokoknya kalo punya uang dicoba aja deh, enak banget kok, tapi gak bakal bikin kenyang sih. Hehehe…


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Review Restoran Gokana Teppan Kelapa Gading

Pasti sudah banyak blogger yang membahas restoran yang satu ini. Nah saya hanya ingin meramaikan saja dan berbagi pengalaman kuliner saya saat makan di restoran Gokana Teppan. Semoga yang tadinya masih penasaran, setelah baca beberapa review jadi lebih tau yaa…


Saya mengunjungi restoran Gokana Teppan yang ada di lantai dasar Mall Kelapa Gading 1, dekat pintu masuk sebalah samping La Piazza. Dari tempatnya aja, kita udah bisa menaksir kualitas restoran ini.
Gokana Teppan adalah salah satu restoran masakan Jepang dari sekian banyak restoran yang ada di Jakarta. Saya mengunjungi restoran ini dan kesan pertama saya adalah nyaman. Ruangannya full AC, pasti… terus ada kursi yang personal, ada juga kursi semi sofa buat bersantai. Ada snack bar yang bisa kita ambil sesuka hati. Jadi sembari menunggu pesanan dating, kita boleh mengambil snack yang tersedia sesuka kita. Restoran ini memiliki banyak cermin yang diberi stiker ukiran-ukiran gitu, termasuk di tempat cuci tangannya, yang bikin orang awam bingung gimana cara nyalain kerannya. Ternyata kerannya ada dibagian bawah cermin, sedangkan hand dryer nya ada dibalik cermin, ribet yak…?
Ada parit kecil tempat air mengalir dari sebuah fountain kecil gitu. Jadi kalo milih kursi dekat jalan masuk, ada suara gemericik air gitu. Hehehe… pas kamu masuk, kamu akan disambut oleh teriakan para pelayan dengan menggunakan bahasa Jepang.
Untuk soal makanan, ada banyak pilihan makanan Jepang yang menurut saya sudah lebih di Indonesia kan. Aneka ramen hingga nasi bento juga tersedia disini. Tapi kalo jenis minuman emang gak terlalu banyak, ada beberapa jus buah, teh Jepang ocha, lemon tea dll.
Saya memesan soyu ramen + chicken katsu. Apa bedanya soyu dan miso? Kata pelayannya, kalo miso lebih manis, sedangkan soyu lebih asin. Maka saya pesan yang soyu aja, penasaran soalnya. Rasa soyunya pas, gurih, cocok dimakan saat asapnya masih ngebul. Tekstur mie nya, tebal tapi lembut. Yang saya aneh, saya tuh gak pernah suka makan sayuran, tapi di menu ini, sayurannya terasa manis dan saya menghabiskan sayurannya. Hehehe… chicken katsunya juga enak sih. Tapi menurut saya dagingnya lebih padat, ukurannya emang agak kecil dikit, terus rasanya gurih-gurih agak hambar. Mungkin bumbunya gak begitu banyak kali ya. Makanya chicken katsu ini dimakan bareng kuah soyunya, supaya terasa gurih.




Sahabat saya Berna, memesan Hot Chicken Ramen. Jadi kuahnya pedas. Tersedia beberapa tingkatan kepedasan yang bias dipilih. Tapi bagi saya yang gak kuat pedas, tingkat hot (yang paling ringan) aja udah bikin lidah kepedesan banget. Hehehe… menu satu ini lebih simple daripada yang punya saya, karena gak ada chicken katsunya. Bias dibedakan dari gambarnya nih.


Kira-kira abis berapa ya kalo makan disini? Saya taksir kalo ukuran orang normal mungkin sekitar Rp. 30.000 -  Rp. 50.000 an.

Range Harga: Rp. 16.000 – Rp. 33.000
Range Minuman : Rp. 6.000  – Rp. 16.000
Cocok untuk : Keluarga

Ranking: 1 ( Sangat Buruk); 2 (Buruk); 3 (Standar); 4 (Baik); 5 (Sangat Baik)

Kenyamanan Tempat : 5
Kesesuaian harga dan rasa : 5
Pelayanan : 4
Overall : 4

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Review Restoran Dapoer Kite

Ini adalah salah satu restoran kesukaan saya karena restoran ini simple banget. Dapoer Kite memiliki beberapa cabang, yang sering saya kunjungi pasti yang didekat rumah, cabang Klender. Kalau malam minggu restoran ini selalu ramai dikunjungi anak muda, mungkin karena menunya memang pas untuk anak muda.
Dapoer Kite memnjual berbagai makanan khas Eropa, seperti aneka pasta, lasagna, sandwich, burger, pizza, dan makanan fast food seperti nugget, mie instant, kornet, sampai pisang dan roti baker pun tersedia di sini. Saya sempat memotret buku menu restoran Dapoer Kite.


Karena target pasarnya adalah anak muda, restoran ini memasang harga yang tidak terlalu mahal dan sesuai dengan rasa yang disajikan. Saya memesan chicken pizza + mayonnaise seharga Rp.11.000. pizza ini personal, toppingnya gak begitu banyak, tapi lumayan sih rasanya enak, rotinya juga empuk.



Terus adik saya pesan menu andalannya, fettucini carbonara, jadi pasta fettucini dicampur saus putih carbonara. Wah beneran deh ya, kalo orang yang suka keju, bakal jatuh cinta sama menu ini, karena carbonara memberikan cita rasa keju yang kental. Tapi untuk yang gak terbiasa makan makanan yang rasa ‘eneg’ gitu, gak bakal suka.


Menu tambahan yang dipesan lagi adalah beef cheese potato, jadi potongan kentang goreng disiram saus tomat+daging, mirip saus spaghetti gitu, dan tetap menggunakan keju. Ini juga salah satu menu yang cukup laku dipesan loh.


Kalo minuman rasanya standar aja sih. Ada aneka jus buah, minuman sachet, sampe float dan es krim. Rasanya enak-enak aja sih, ya standar eh…
Untuk soal tempat, karena ini restoran kelas tengah jadi ya gak ada ruangan AC nya. Ruangannya terbuka menghadap halaman parker, cuma ada kipas, meja dan kursi terbuat dari kayu, tapi kalo lagi rame ruangan jadi terasa pengap dan bau asap rokok, jadi saran saya pilih kursi dibagian paling luar saja, yang dekat halaman parker, jadi udaranya gak begitu pengap.
Kalo pelayanan, saya nilai kurang baik. Gak ada pelayan khusus direstoran ini, jadi koki dan pelayan dirangkap jadi satu. Makanya mereka selalu terlihat sibuk dan tidak terlalu sempat bersikap ramah sama pengunjung, karena selain harus mengantar makanan, mereka juga harus memasak. Jadi kurang ramah deh…

Range Harga: Rp.2.000 – Rp. 24.000
Range Minuman : Rp. 4.000  – Rp. 9.000
Cocok untuk : Remaja

Ranking: 1 ( Sangat Buruk); 2 (Buruk); 3 (Standar); 4 (Baik); 5 (Sangat Baik)

Kenyamanan Tempat : 2
Kesesuaian harga dan rasa : 5
Pelayanan : 2
Overall : 3

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Review Restoran Obonk Steak Buaran

Restoran Obonk Steak sebenarnya telah membuka beberapa cabang diberbagai daerah. Kali ini saya makan di outlet yang paling dekat sama rumah saya, yang di Buaran, Jakarta Timur.
Sesuai namanya, restoran ini menjual aneka steak, mulai dari yang dikasih tepung sampe steak yang asli daging tanpa tepung. Saya dan adik saya senang sekali kalau makan di Obonk. Ada banyak alas an kenapa kami sering ‘lenjeh-lenjeh’ di restoran satu ini. Nah untuk posting kali ini, saya akan membagikan pengalaman kuliner saya di Obonk Steak.
Kita mulai dari makanannya ya… saya selalu memesan Chicken Steak + Cheese + Mushroom. Itu menu andalan saya banget. Tidak ada menu itu di buku menu sebenarnya. Yang ada hanya chicken steak saja, tapi kita minta tambahan keju dan jamur. Cukup dengan Rp. 13.000 kita udah bisa menikmati sajian lezat ini. Tepungnya krispy, pas banget. Kuah steak nya juga pas, gurih dan gak terlalu kering.


Adik saya memesan Obonk Steak, yaitu campuran daging sapi dan daging ayam yang dibalut tepung krispy. Untuk minum, standar aja sih, saya pesen jus melon dan adik saya memesan cappuccino.


Karena kita emang rakus, jadi kita nambah 2 menu lagi. Adik saya nambah spaghetti, dan saya memesan chicken wings. Disini ada pengalaman yang agak istimewa nih. Untuk spaghetti, gak ada masalah, rasanya enak, ya standar seperti spaghetti pada umumnya. Harganya gak nyampe Rp. 10.000. Tapi ada yang gak beres sama chicken wings pesenan saya. Jadi ayamnya dibalut tepung terus disusun dikeranjang kecil gitu, ada 3 potong. Dari awal ngeliat kok rasanya bukan kaya sayap bentuknya. Ternyata bener, pas saya makan sebagian ternyata itu bagian paha dan lemaknya banyaaaaak banget. Karena ilfill jadi saya gak abisin deh tuh ayam.



Pas   mau bayar, saya bilang aja ke kasirnya, kok chicken wings nya bukan sayap ayam tapi malah paha ayam? Banyak lemaknya lagi…
Atas keluhan yang saya sampaikan itu, si kasir langsung mencoret daftar chicken wings dari tagihan saya. Dia gak ngomong apapun, dan langsung menggratiskan chicken wings pesanan saya! Wehehehe…
Nah kalo soal tempat, Obonk Steak menyediakan 2 bagian, ada untuk smoking dan non smoking yang ber AC. Suasananya didominasi warna oranye dan hitam. Kursi dan meja terbuat dari kayu yang di cat hitam. Jadi kalo soal tempat nyaman-nyaman aja sih. AC nya dingin, tempatnya bersih, ada TV, tapi tempat cuci tangannya agak jauh. Dapurnya ada di lantai 2, jadi kita gak bias liat proses masaknya. Yang saya kurang suka, restoran ini menggunakan lampu kuning remang-remang sebagai penerangan. Saya kurang suka cahaya lampu kuning itu.
Oh ya, ada satu lagi, restoran ini memasang papan nomor telepon untuk mengirimkan keluahan, kritik, dan saran kita. Tapi ternyata nomor HP yang tertera tidak aktif lagi. Jadi kalo mau complain mending langsung ke pelayannya aja deh.

Range Harga: Rp.4.000 – Rp. 41.500
Range Minuman : Rp. 2.500  – Rp. 9.000
Cocok untuk : Remaja

Ranking: 1 ( Sangat Buruk); 2 (Buruk); 3 (Standar); 4 (Baik); 5 (Sangat Baik)

Kenyamanan Tempat : 4
Kesesuaian harga dan rasa : 5
Pelayanan : 4
Overall : 4

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Review Restoran Bakso Lapangan Tembak

Sebenarnya, restoran Bakso Lapangan Tembak sudah cukup terkenal sejak saya masih kecil dulu, jadi otomatis cabangnya pun sudah ada dimana-mana. Nah, kali ini saya akan membahas salah satu outlet Bakso Lapangan Tembak di Buaran Plaza.
Restoran ini menjual berbagai makanan mulai dari aneka mie ayam, mie yamien, bakso, kwetiaw, nasi goring, olahan ayam, dan lain-lain. Tapi saying restoran ini tidak menyediakan hidangan pencuci mulut. Jadi isinya memang lebih banyak makanan berat.
Saya memesan mie ayam +  jamur, terus minumnya es teh manis. Bias diliat ini foto makanannya.
Untuk soal rasa tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Harganya tidak terlalu mahal dan rasanya enak, mendekati enak banget. Hehehe…. Ada semangkuk kuah bening. Rasanya pas, tidak terlalu asin tapi tetap gurih. Potongan daging ayamnya juga pas, ada jamur kancing juga untuk mempermewah rasa mie ayam ini. Sayurannya, meskipun tidak saya makan, tapi warnanya tetap terlihat segar dan tidak terlalu lembek.


Kalo soal tempat, di outlet ini emang kurang begitu nyaman. Mungkin karena selalu ramai pengunjung, jadi agak pengap dikit. Restoran ini gak ada pintunya, jadi langsung masuk aja gitu, otomatis AC nya pun jadi gak gitu terasa. Tapi tempatnya bersih kok, cuma AC nya aja kurang dingin. Mungkin waktu saya datang belum diservis. Hehehe…
Saya benar-benar minta maaf karena lupa mencatat range harga. Tapi untuk ukuran orang normal, saya taksir akan menghabiskan sekitar +/- Rp. 25.000 sampe Rp. 35.000 per orang. Tapi taksiran tidak mutlak yaaaah…

Cocok untuk : Keluarga

Ranking: 1 ( Sangat Buruk); 2 (Buruk); 3 (Standar); 4 (Baik); 5 (Sangat Baik)

Kenyamanan Tempat : 3
Kesesuaian harga dan rasa : 4
Pelayanan : 3
Overall : 3

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Review Restoran Seafood D’Cost Rawamangun

 Jadi ceritanya, saya dan bunda saya memutuskan untuk makan siang di D’Cost Rawamangun setelah berbelanja di Tiptop swalayan. Saya akan mencoba objektif dalam menilai restoran ini.
Pertama kami datang, kami melihat suasana yang bagus, tempatnya bersih, AC nya terasa sejuk, tatanan kursi dan meja juga rapi, perpaduan warna interior dan property matching, pokoknya kalo soal tempat boleh lah restoran ini.



Kami duduk didekat jendela besar sisi kanan, waitress langsung datang untuk memberikan buku menu dan siap mencatat pesanan kami. Dicatat dengan suatu gadget seperti i-phone gitu. Saya memesan menu andalan saya yaitu cumi goreng saus telur asin. Maaf fotonya gak ada, saya lupa motret. Hehehe… terus bunda saya pesen udang tepung saus mayonais dan sayur plecing kangkung. Minumannya lemon tea.
Pesanan datang tak lama kemudian, porsinya agak kecil sih emang. Padahal harganya ya lumayan mahal juga. Tapi ada yang mengecewakan dari hidangan ini. Ya ampun, liat deh sayur plecing kangkungnya, kaya gak niat dimakan!!! Daunnya layu, gak keliatan seger, sedikit pula porsinya, dan rasanya biasaaaa banget. Dan satu lagi, restoran sebesar ini gak punya saus sambal cabai!!! Adanya tomat doang???



Tapi untuk lauk udang dan cuminya okelah enak banget tapi porsinya dikit banget. Gak tau gue nya yang kingkong apa gimana, but in my humble opinion, itu porsi kecil be’eeng…



Tersedia juga menu paket yang bisa dipilih kalo mau pesan antar. Harganya mulai dari Rp.13.000 – Rp. 28.000. Oh ya, saya suka wangi sabun cuci tangannya, kaya mint-mint gitu. Kalo soal pelayanan yah…standar lah, biasa aja. D’Cost memberikan pelayanan pesan antar untuk daerah Jakarta, Bandung dan Surabaya. Untuk Jakarta bias hubungi 021-292 77 777

Range Harga: Rp.1.000 (Nasi Putih) – RP. 63.000
Range Minuman : Rp. 100 (Teh Tawar) – Rp. 9.000
Cocok untuk : Keluarga

Ranking: 1 ( Sangat Buruk); 2 (Buruk); 3 (Standar); 4 (Baik); 5 (Sangat Baik)

Kenyamanan Tempat : 4
Kesesuaian harga dan rasa : 3
Pelayanan : 3
Overall : 3

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Home Made Burger

Holala…this is it, Home Made Tuna Egg Burger by Shiva. Ehehehe…
Basically everybody can make burger easily. But here, I just want to share you my recipe, although it is very simple to do and you can modify this recipe with your own style.
Before that, I would like to tell you about the picture. Because the weather when I took this picture is cloudy, so if you don’t have any flash lamp, it’s hard enough to fix it.
For us that just rely on the natural light, we can use white balance on the camera. Try all of white balance type on your camera, then feel the difference.
In this picture I used Flash white balance. It gives you the yellowish picture. In my humble opinion, for breads, yellowish is so supports your picture because breads color commonly yellow-brown.


The recipe is so simple. I used instant products so it is so easy just like 1,2,3…

Ingredients:
1 buns bread
1 egg
1 spoon of instant Tuna meat
Butter
Mayo
Chili sauce
Cheese, grated
You can add some vegetables like lettuce and cucumber, but here, I didn’t use them because I don’t like vegetables. ;p Aahaha…

How to cook:
  1. prepare the buns, and grill it with small fire on stove. 1 minute is enough.
  2. then pour the mayo and chili sauce on your buns
  3. after that, melt the butter and cook the egg with a small fire on stove, you can use a flat frying pan. Stir the egg slowly. Wait until done or medium raw.
  4. pour the egg on your buns. Now cook the Tuna meat on a frying pan. Just reheat, it just need a short time.
  5. then pour the Tuna on the egg, add the grated cheese, and cover them with another bun side.
  6. it’s done! Enjoy your tuna egg burger.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Review Restoran Warung Pasta

Beberapa hari yang lalu, saya dan bunda saya nyobain makan siang di Warung Pasta cabang Rawamangun. Restoran ini punya beberapa outlet yang tersebar di Jakarta, Depok, Bandung, dan Jogjakarta.
Sebelumnya maaf karena gak ada gambar sama sekali. Soalnya saya gak bawa kamera dan HP saya mati total, jadi gak bias motret deh. Tapi kalian tetap bisa lihat foto-fotonya di akun facebook resto ini, ketik aja Warung Pasta di search engine facebook kamu. Juga ada twitternya dengan nama yang sama.
Oke, restoran ini menjual berbagai aneka pasta yang bisa kita kombinasiin sendiri toppingnya. Ada fettucini, spaghetti, penne, dan lainnya dengan kombinasi topping yang cukup banyak. Ada juga hidangan nasi serta dessert yang terpampang di buku menunya. Menu disini tersedia dalam 3 ukuran, S, M, dan L.
Karena ini makan siang, saya dan bunda saya memesan menu nasi keju. Saya pesan St. Moritz ukuran L, dan bunda saya memesan Snow in Sahara ukuran L. keduanya berharga Rp. 21.000.
St. Moritz isinya ada cincangan daging ayam dan jamur. Terus nasinya ditaburin keju parut. Ada juga roti keeping kaya pizza gitu tapi dalam bentuk cracker, saya gak tau namanya apa. Pas saya coba suapan pertama, yang saya rasa Cuma rasa gurih-gurih hambar gitu. Ukuran L nya menurut saya sih biasa aja, sepiring biasa gitu, gak yang jumbo-jumbo amat sih. Terus potongan ayam dan jamurnya pelit banget. Palingan kalo diitung Cuma 10 – 13 potongan kecil. Overall saya kurang suka hidangan ini, rasanya monoton, hanya rasa asin keju dan ayamnya dikit. Yang enak tuh pizza cracker nya, gurih, pedas, manis, enak banget. Sayangnya cuma dikasih 1 potong.
Snow in Sahara itu nasi keju pake udang. Rasanya agak beda dikit ama yang punya saya, tapi tetep monoton, mungkin karena bumbunya minim kali yah?? Terus udangnya juga biasa aja.
Karena belum puas, saya pikir mungkin kalo pasta bakalan enak. Jadi saya pesen Mushroom Chunk, dengan pasta fettucini ukuran S, harganya Rp. 13.500. jadi itu pasta mengandung 3 jenis jamur gitu, terus pake saus putih, maybe carbonara, sejenis itu lah. Yang ini rasanya standar aja sih. Jamurnya juga gak begitu banyak, terus saus putihnya gurih-gurih hambar gitu. Tapi untuk tingkat kematangan pasta fettucini nya, pas banget, al dente.
Saya masih belum puas dan kembali memesan Penalty Kick dengan pasta penne untuk dibawa pulang. Ukurannya L, dengan harga Rp. 25.000. Jadi ini pasta pake saus tomat gitu terus ada meat balls nya. Sesampenya dirumah, adik saya makan pasta itu, saya dan bunda juga nyicip, ternyata rasanya aseeeeeeeemmmm banget. Saya saranin buat ganti nama aja jadi acid pasta. Asem banget kaya rasa cuka gitu.
Nah yang saya suka dari restoran ini adalah minum yang bisa kita refill sesuka hati. Saya pesan mint tea, seharga Rp. 15.000 bebas refill. Lumayan sih buat orang yang gelonggongan kaya saya. Hehehe…
Untuk soal tempat, yang di cabang Rawamangun sih bagus-bagus aja. AC nya dingin, bersih, kursi dan meja terbuat dari kayu, terus ada bantal kursi juga. Lantainya kaya kayu parkit gitu. Lampunya kuning lembut gitu, bukan remang-remang loh. Disini juga ada wifi, tapi gak tau deh kenceng apa nggak, HP  saya mati sih. Ada musik jazz fusion juga yang diputer di resto ini. Pokoknya kalo soal suasana oke lah tempat ini. Kalo pelayanan, saya acungi jempol. Waitress nya sigap banget ngerefill mint tea saya. Terus pelayanannya ramah kok.
Waktu saya makan disini, pengunjungnya lagi rame, semua meja full di lantai 1. tapi pengunjung sebelah saya tidak menghabiskan makannya. Mereka pesen pizza keju gitu sama beberapa piring spaghetti yang hamper rata-rata pada nggak habis. Mungkin karena rasanya kurang cocok kali yah. Kalo rasanya enak, seharusnya diabisin dooong…
Well, intinya restoran ini kurang baik dalam hal segi makanan, soalnya saya nyoba 4 menu dan keempatnya kurang memuaskan.

Range Harga: Rp. 13.500 – Rp. 28.000
Cocok untuk : Remaja

Ranking: 1 ( Sangat Buruk); 2 (Buruk); 3 (Standar); 4 (Baik); 5 (Sangat Baik)

Kenyamanan Tempat : 5
Kesesuaian harga dan rasa : 1
Pelayanan : 4
Overall : 3

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

New Policy

Hello all!
Karena banyak visitor yang minta sebagian post menggunakan bahasa Indonesia, jadi mulai tahun 2012 ini, saya putuskan untuk menggunakan Bahasa Indonesia untuk posting tentang review restoran dan makanan. Soalnya setelah saya pikir-pikir, restoran yang saya review kan ada di Indonesia, jadi orang yang ngunjungin mayoritas orang Indonesia dong, jadi kenapa harus berbahasa Inggris?
 Tapi, bahasa Inggris tetap digunakan dalam membahas Food Photography. Semoga keputusan ini bisa mempermudah Anda sekalian dalam memahami tulisan saya diblog ini yah! Thanks for visiting!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Scrumptious Cakes

Finally, with a little bigger sacrifices, I bought a special cake in a patisserie, for me, it’s expensive enough but that’s no matter, the point is the presentation of the cake.
This is Choco Aloha from Breadtalk. A sweet chocolate cake and fruits on top. The yellow one is peach and another is a slice of strawberry. There was whipped cream and a piece of dark chocolate over there.




Because the cake has a beautiful presentation, our duty is how can we show that the cake is so delectable from our picture? That’s the challenge. It’s not easy to find the nice angle that could show how tantalize the food is.
Here, I was using a flash lamp bounced to the wall behind me. Again, Nikon SB 28 with light strength 1/8 + 0.7. White balance I chose was AWB. Before that, I’ve tried other white balance, such shade, sunny, flash, tungsten, florescent, but the most suitable I think is AWB. It’s not yellowish or bluish. Remember that white balance is important in photography. So try to find out the suitable white balance for your pictures.
How about the angle? Don’t give up and keep find out the suitable angle. In this picture, I chose 45 degree, because I want to show the cake surfaces, the topping. If the cake has layer, you can explore the layer like my post before.
So, the first thing you have to do is find the interest spot of the food. Is it the topping, or the texture, or the structure? After you get the interest point, you can decide the suitable angle.  Then, decide the concept and properties. And the last but no least, the lighting and camera techniques.  

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Indonesian Cookies

Here I will not tell about the technique because there was no special technique when I shot this food. I want to tell you about this traditional Indonesian cookies. Here they are... In Indonesia we usually call it ‘Kue Lidah Kucing’. If we change to English it becomes ‘Cat Tongue Cookies’. I don’t know why the name like that, maybe due to the shape that similar to cat tongue...???




Indonesian cookies  usually contain ginger, pandanus leaf, soy bean, or chocolate. Lidah kucing usually use chocolate to enhance the flavor. It’s suitable eaten with a cup of hot tea. For me, it’s not easy to make this cookies.
Indonesia has many variety of cookies and cakes. But as I know, Indonesian traditional cake usually textured wet, elastic, and sweet. For example ‘kue lapis’, ‘gethuk lindri’, ‘klepon’, ‘lemper’, etc. Banana tree leaves are so common used to cover the Indonesian traditional cake, it caused a good aroma for the cakes.
Maybe for the next time I will take some photos of other Indonesian traditional cakes.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Small Apperture

Wow... long time no update my blog... Hello all ! Welcome back to my blog! Today I would like to share one of my picture that show us about food detail. In common ways, food photography is similar with big apperture using, example 1.8, 2.8, etc. But now I want to show you an uncommon way in food photography.



It’s just about apperture. I shot this fruit photo with f 11.0. It means the aperture is small enough so you will get the detail picture, sharp depth of field. With small apperture (large number) the detail of fruit can be seen clearly. Look at the kiwi fruit, you can see the seeds well even though they are so tiny. Apperture is influenced by the focal lenght!
But you must remember that small apperture must be balanced with lighting addition. You can increase the ISO or decrease the speed. In my picture, I was using flash lamp to add the light. Here I was using Nikon SB 28 flash lamp, with power of light 1/8 + 0.3 and zoom 18. Because the weather was rainy and there was no sun of course, so I increased the ISO became 400.
About the light technique, me as a newbie just tried frame per frame with bounced light. I bounced the light to the ceiling. Why not wall? I’ve tried to bounce it to wall but the picture was too harsh.
Actually, small apperture usually used in landscape photography to show the detail of nature such the leaves, branches, rocks, etc. But in still life, small apperture used together with macro shoot. Closer to the object, more detail the object can be seen.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS